SEMARANG – Dalam rangka pengembangan pemuda dan sumber daya manusia yang ada di Jawa Tengah. Pekan Kebudayaan Desa Kreatif Jawa Tengah (PKJ) mengadakan side event Seminar Nasioal Pemuda & Ekonomi Kreatif Digital pada hari jum’at, 09 Juni 2023. Di Gedung Grandhika Bhakti Praja (Komplek Kantor Gubernur Jawa Tengah) Jl. Pahlawan No.9, Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang.
Seminar yang Bertemakan “Pemuda Kreatif, Inovatif, Inspriratif, Kolaboratif Menuju Indonesia Yang Maju dan Kompetitif” ini memang dikhususkan untuk di ikuti oleh para pemuda dari tingkat sekolah menengah atas dan juga dari berbagai Perguruan Tinggi yang berada diwilayah Jawa Tengah.
Rundown Acara dimulai dari pukul 07.00 – 08.00 (registrasi peserta) & 08.30 – 11.30 (Seminar Nasional). Di awali dengan bersama-sama menyanyikan lagu indonesia raya, kemudian sambutan-sambutan. Yang pertama adalah sambutan dari Dr. Sandiaga Salahudin Uno. B.BA., M.BA (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Krearif RI) Yang memberikan ucapan selamat atas terselenggaranya Seminar Nasional melalui tayangan virtual. Kemudian sambutan yang kedua atas nama ketua panitia PKJ 2023 Rully Syahputra. Dan sambutan yang terakhir sekaligus peresmian Seminar Nasional dibawakan oleh Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo.S.H.M.I.P yang diwakili oleh Ema Rahmawati selaku (Asisten 3 Pembangunan Manusia Setda Jateng).
Dalam sambutannya Ema Rahmawati berpendapat bahwasanya terdapat 4 hal penting yang harus diperhatikan mengenai Ekonomi Kreatif Digital, yaitu:
1. Digitalisasi itu bukan hanya sekedar aplikasi. Tetapi merupakan suatu perubahan pola pikir yang memang didalamnya membutuhkan kesadaran besar bahwa dunia ini sudah berubah.
2. Pentignya Fungsi Kolaborasi. Sekarang ini bukan lagi era nya bersaing, namun era nya berkolaborasi dan bekerjasama untuk menciptakan suatu ekonomi digital yang kuat.
3. Bisa membangun ekosistem, dimana para pelaku usaha itu harus bisa menciptakan rantai ekonomi yang stabil.
4. Tidak ada hierarki didalam Ekonomi Digital, yang artinya tidak ada perbedaan tingkatan atau pun jabatan. Jadi entah dari kalangan atas maupun kalangan bawah itu kedudukannya sama.
Kemudian acara yang selanjutnya adalah Seminar Nasional Dengan Narasumber yang pertama di isi oleh Wing Wiyarso S.Sos M.Si, selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Semarang. Beliau menyampaikan bahwasanya peran pemuda itu sangat besar bagi pengembangan ekonomi digital (contoh sektor kuliner & pariwisara) terutama dalam hal promosi. Dan hal tersebut pastinya membutuhkan ke kreatifitasan tinggi dimana hanya para generasi muda yang bisa melakukannya. Sementara peran orang tua itu hanya sebagai fasilitator. Beliau juga menyampaikan tentang rencana Pemerintah yang mencanangkan program bahwa Indonesia akan menjadi pusat perekonomian dunia pada tahun 2045 mendatang. Indonesia ditargetkan menempati urutan ke empat perekonomian dunia dikarenakan memiliki bonus demografi dimana lebih dari 60% penduduknya itu di dominasi oleh masyarakat generasi Y dan Z yang usianya masih muda dan produktif.
Narasumber yang kedua diisi oleh Patria Santosa selaku Direktur Pengadaan Digital LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang & Jasa Pemerintah) Republik Indonesia. Beliau mengsosialisasikan untuk saat ini dari LKPP sendiri sudah menciptakan 2 buah platfrom digital yang diberi nama E-Catalouge dan GovMarket yang menjadi marketplace resmi milik pemerintah. Hal itu diwujudkan dengan tujuan agar para masyarakat Indonesia Bisa Lebih Mencintai Produk Dalam Negeri dan juga mengembangkan UMKM Lokal. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh platform tersebut adalah pemerintah juga bisa menjadi buyer (pembeli) produk-produk yang dijual oleh masyarakat, tidak hanya itu selain barang yang ditawarkan terdapat juga jasa yang dijual seperti halnya jasa menyewa EO, alat-alat konstruksi Dan lain sebagainya. Hingga saat ini kedua platform tersebut akan selalu dikembangkan oleh pemerintah agar semua orang bisa menggunakannya semudah seperti bertransaksi didalam markerplace pada umumnya.
Terakhir seminar diisi oleh perwakilan dari pemuda yaitu Ahmad Difa selaku founding father dari komunitas seribu projek & pelita. Dia mengatakan bahwasanya “Pemuda itu bagaikan matahari di siang hari, paling terang, paling panas, dan paling membara”. Dalam komunitasnya dia bersama teman-teman memiliki komitmen untuk menyelesaikan 1000 program berupa observasi dan juga pengembangan terhadap daerah-daerah di Nusantara yang memiliki nilai potensi agar dapat dikenal oleh masyarakat melalui digitalisme. Dia menceritakan pengalamannya bersama rekan-rekan seribu projek & pelita yang melakukan kegiatan sosial tersebut secara sukarelawan tanpa ada pendanaan dari pihak manapun. Hanya berdasarkan keinginan untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan Indonesia.
“Harapannya setelah mengikuti acara seminar nasional tersebut, para pemuda selaku generasi penerus bangsa dapat menjedi lebih kreatif, inovatif, inspiratif serta kolaboratif demi mewujudkan Indonesia yang maju & kompetitif. Moga-moga kami semua dapat pulang dengan memperoleh pengalaman dan juga ilmu yang bermanfaat. Ungkap Muhmmad Yusril Ghozali selaku Ketua BEM STAI TANGHO Periode 2022-2023.
(TGJ / FA)