Strategi Agar Anak Mau Bertanya : Anak Mau Bertanya Adalah Anak Pintar

Berita Ringan, Opini369 Dilihat

“Malu bertanya maka sesat di jalan”. Begitulah sekiranya pepatah mengatakan.

            Hal yang wajar jika seseorang memiliki kecenderungan bertanya mengenai hal-hal baru yang belum diketahuinya. Karena manusia dianugerahi keistimewaan oleh Allah yaitu akal.

            Namun tidak semua orang mempunyai keberanian untuk mengutarakannya. Terkadang mereka lebih memilih untuk mengubur dalam-dalam rasa ingin tahunya. Atau mencari tahu sendiri tanpa bertanya.

            Bagi para pengajar seperti guru, golongan inilah yang perlu dipertanyakan. Apakah murid-murid memang sudah paham, sehingga penjelasan guru sudah cukup menggambarkan. Atau bahkan dari penjelasan, mereka tidak mendengarkan, sehingga mereka bingung ingin bertanya. Masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

            Lalu bagaimana strategi guru agar murid-murid mau bertanya? Menurut Bapak Haruna Rasyid, S. Pd, M. Si cara mengatasi agar anak mau bertanya adalah sebagai berikut:

  • Menulis pertanyaan

Jika mereka tidak mempunyai keberanian untuk bertanya langsung dengan guru, maka metode ini boleh dicoba. Murid-murid dimintai pertanyaan tentang penjelasan yang telah disampaikan dan mengumpulkannya kepada guru.

  • Membaca pertanyaan

Setelah startegi pertama berhasil, cobalah untuk strategi yang selanjutnya, yaitu murid-murid disuruh untuk membaca pertanyaan yang telah ia tulis. Yang sebelumnya sudah dikumpulkan kepada guru. Sehingga sedikit demi sedikit melatih kepercayaan diri.

  • Mengajukan pertanyaan langsung

Mulailah beri kesempatan murid-murid untuk bertanya dengan mengangkat tangannya terlebih dahulu. Atau tunjuklah mereka untuk mengajukan pertanyaan. Jika tidak ada, maka gurulah yang bertanya kepada murid-murid tentang materi yang disampaikan. Semua itu bergantung kepada rasa percaya diri dalam public speaking mereka.

            Orang yang sering bertanya hakikatnya adalah orang yang pintar. Yaitu orang yang menguasai materi dan ingin mengembangkannya. Mereka adalah orang yang paham dan memperhatikan ketika guru menerangkan. Rasa ingin tahu yang tinggi dan peka terhadap ilmu pengetahuan. (ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *