Dalam pembelajaran di pesantren, banyak metode-metode yang digunakan untuk mengkaji sebuah kitab. Satu diantaranya adalah “SOROGAN”, dimana seorang guru mengajarkan ilmu kepada muridnya secara individual atau satu persatu.
Teknik penyampaian materi dalam metode tersebut ialah sekelompok santri atau murid maju satu persatu menghadap guru dengan membawa kitab yang akan dikajinya. Kemudian guru membacakan kalimat demi kalimat serta mengartikannya, lalu si santri disuruh untuk mengulanginya kembali apa yang telah diucapkan guru. Dengan cara seperti itu, guru bisa mengawasi dan membimbing secara maksimal serta dapat mengetahui kemampuan dan pemahaman seorang murid. Sedangkan dari muridpun akan terbiasa belajar secara mandiri. Karena sebelum ngaji mereka akan menelaah dan menghafalkan arti dari kalimat-kalimat yang terdapat dalam kitabnya masing-masing.
Di pesantren Tanbihul Ghofilin, metode tersebut sangat ditekankan karena dari situlah seorang santri bisa mengembangkan kemampuan belajarnya. Seperti contoh, mereka dapat meningkatkan pengetahuan ilmu nahwu. Karena dalam praktik belajarnya sebagian besar sangat berkaitan dengan bidang tersebut. “Tidak ada metode yang paling efektif untuk memahami ilmu nahwu dan shorof kecuali dengan sorogan, karena dengan cara itulah kita bisa langsung mempraktekannya” kata ustadz Ahmad susanto sewaktu mengajar ilmu nahwu di kelas XI K1.
Di pondok pesantren ini, metode tersebut ditetapkan menjadi kegiatan rutinitas bagi para santri. Khususnya di wilayah pondok putra kegiatan ini dilaksanakan dalam tiga waktu yakni sesudah kuliah subuh, sesudah shalat ashar, dan sesudah musyawaroh madrasah dinniyah maupun formal.
Dari uraian diatas, jadi sudahlah jelas bahwa metode ini sangat penting dan perlu dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar disetiap pesantren.(DYT)
Alhamdulillah lare kulo mpun dados bagian pondok pesantren tangho…jadi kalo pas putra kami pulang saya tercengang mendengarkan anak kami menghafal. ..subhanallah
Alhamdulillah.. mugi dados tiyang soleh. amin
alhamdulillah ikut seneng dengernya