Banjarnegara (19/11), Santri Gayeng Nusantara (SGN) gelar pelatian Media Santri dalam rangka meningkatkan potensi santri dalam berdakwah melalui media digital. Selain mengantarkan santri untuk lebih melek digital juga sebagai jembatan masyarakat dalam peduli media.
Pelatihan yang dilaksanakan di Gedung Auditorium ini, dimentori oleh M. Nadif Nasruloh, S.H., Rohmat Rianto, S.T., Arif Nur Hidayat, S.Pd. dan hadir juga secara daring KH. Taj Yasin Maimoen sebagai Panglima Santri Gayeng Nusantara, serta diikuti oleh SGN dari berbagai Kabupaten di Jawa Tengah.
Ketua SGN Provinsi Jawa Tengah KH. M. Chamzah Hasan dalam sambutannya menyampaikan mengenai santri dan media digital bahwa, “Disini kita tidak hanya bermedsos saja tapi juga khidmah pada Mbah Yai Maimoen.”
Dari sini dapat dipahami bahwa sudah semestinya bermedsos bukan sekadar bermain media maya saja, namun memanfaatkan medsos sesuai kebutuhan sekaligus menjalankan khidmahnya sebagai seorang santri. Sehingga dalam melakukannyapun memerlukan literasi dan pengetahuan agar hasil dari bermedsosnyapun dapat memberikan manfaat.
Dari pelaksanakan yang kini tengah difokuskan pada gelombang pertama di Tanbihul Ghofilin Banjarnegara provinsi Jawa Tengah, selanjutnya bertahap dan ada kemungkinan pelaksanaan pelatihan di provinsi-provinsi lainnya.
Seperti yang dikatakan Ketua Bidang Media dan Informasi, Ahmad Zamroni “Untuk meningkatkan potensi dalam bermedia disini kita juga bukan hanya merekrut dari santri, melainkan juga membuka ruang untuk yang punya kemauan ingin berdakwah media dengan berkhidmat”
“Dengan bermedia sosial yang santun, InsyaAllah bisa menangkal media yang bersifat radikalisme dan lain sebagainya.” lanjutnya.
Maka dari itu pelatihan ini memprioritaskan peningkatan kualitas santri dalam bermedia sosial yang selanjutnya mengagendakan beberapa poin materi untuk berdakwah bermedia yang santun. Santun disini ialah bermedia yang tidak mengandung unsur SARA, radikalisme serta berusaha menangkalnya.
“Reformasi digital maka dakwah juga harus bisa masuk ke ranah digital, kita juga harus bisa mengoptimalkan penggunaanya untuk kemaslahatan ” ucap Dion salah satu peserta pelatihan delegasi dari Purbalingga.
Selain itu menurut Muhrisin delegasi asal Magelang menyatakan bahwa pelatihan ini sangat berpengaruh akan cara santri dalam bermedia sosial dimana santri tetap harus berada pada koridor kesantriannya dengan kata lain, memanfaatkan media sosial guna kebaikan dan kemaslahatan umat. Santri juga seharusnya bisa membuktikan bahwa media sosial tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk hiburan saja tetapi bisa juga bisa sebagai jalur dakwah yang mana jika melihat pada realita saat ini, jalur media memang lebih diminati oleh kalangan masyarakat umum dan tentunya lebih efisien.
“Media sosial menjadi jalan untuk kita guna mengimplementasikan dalil ‘Sampaikanlah walaupun satu ayat’ karena dalam media sosial, siapapun bisa berkontribusi secara lebih leluasa dan memiliki target yang lebih luas.” tambah Eko Sugianto yang merupakan peserta pelatihan asal Banyumas.
Jaya selalu SGN
santri cakap digital