Peringatan Allah Tentang Harta, Anak, dan Rizki

Setetes Ilmu358 Dilihat
Gird.ID

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚوَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”(Q.S Al-Munafiqun ayat:9)

Ayat tersebut membahas mengenai Anak, harta, dan rizki agar jangan sampai membuat kita lalai dengan Allah SWT.

Apakah anak dapat membuat lalai orang tuanya kepada Allah? Jawabannya bisa. Contohnya ketika orangtua yang terlalu senang terhadap anaknya, akhirnya dia terlalu memanjakanya dan terlalu memikirkannya sehingga menomor satukan anaknya kemudian dia lupa kepada tuhannya.

Maka dari itu tugas kita sebagai anak harus sadar. Jangan selalu ingin dimanja orang tua dan jangan terlalu banyak meminta-minta sampai merengek-rengek seperti anak kecil. Agar kita tidak mengganggu orang tua kita untuk mengingat kepada Allah, yang mana akan membantu mereka agar tidak termasuk kedalam golongan orang yang rugi.

Rugi merupakan sebuah istilah dalam jual beli untuk menyebutkan suatu hasil yang tidak menyenangkan. Rugi disini digunakan untuk menyebut orang yang rela menukar sesuatu yang abadi dengan sesuatu yang fana (sesuatu yang enak tapi fana).

 Ibarat seseorang yang menukar sepeda dengan permen. Permen akan terasa manis ketika masih dapat diecap di dalam mulut, tetapi saat permen tersebut habis maka sudah tidak ada lagi rasa manis. Artinya permen ini hanyalah suatu yang mudah hilang dan lenyap dalam jangka pendek.    Selanjutnya, ayat tersebut membahas tentang rizki. Rizki itu bersifat mengalir seperti air di pipa (selang jawa pen. Ibarat makanan yang tercerna di usus, apabila makanan tersebut tidak dikeluarkan maka akan menyebabkan penyakit di dalam usus atau bahkan mungkin bisa meledak karena terlalu banyak sesuatu yang tidak dikeluarkan. Begitu juga rizki, apabila kita tidak memangkasnya (sodaqoh) maka akan menjadikan kita menyesal di akhirat nanti karena tidak menyodaqohkannya.(DAD)

Sumber: Kuliah subuh KH. M. Chamzah Hasan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 komentar