MILAD PONPES TANBIHUL GHOFILIIN ALIF BAA DAN HAUL KH. MUSTANGIN (GUS MUS)

Artikel, News664 Dilihat
Dok.tangho’sjournalist

Sabtu, 30 Juli 2022, acara milad yang ke 4 pondok pesantren Alif Ba dan haul KH. Musta’in al-Mustofa (Gus Mus) yang dihadiri oleh sebagian santri putra & masayikh pondok pesantren Tanbihul Ghofiliin, Habaib, Pemuda Pancasila, kepolosian, serta segenap wali santri.

Acara yang bertempat di masjid Alif Baa ini diramaikan dengan grup hadroh Arju Syafa’ah Tanbihul Ghofilin, menyerukan shalawat sebelum dimulainya acara. Perayaan milad Tangho Alif Baa dibuka dengan pembacaan surah al Fatihah, dilanjut pembacaan ayat suci al-Qur’an yang dibawakan oleh ustadz Hamid Hasan. Selanjutnya, menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama, kemudian pembacaan tahlil yang dipimpin oleh KH. Hakim Annaisaburi, LC. Sambutan yang pertama dibawakan oleh Agus Mikhdom Nihrir  atas nama ketua panitia. Beliau mengatakan bahwa, “Kita bisa mengambil ibrah dari acara ini yaitu milad adalah kelahiran sedangkan haul adalah tradisi. Peringatan kematian seseorang yang diadakan setahun sekali, maksudnya setiap manusia yang lahir pasti akan mengalami kematian.”

Sambutan kedua atas nama pengasuh pondok pesantren Tanbihul Ghofilin yang dibawakan oleh beliau KH. M. Chamzah Hasan, dengan penyampaiannya bahwa, “Kramat itu ada contohnya, yaitu setiap rumah yang dibetahi Gus Mus pasti ahlibaitnya bisa naik haji entah bagaimana caranya baik kaya maupun yg kurang mampu.”

Sambutan yang ketiga, atas nama pengasuh pondok pesantren Tanbihul Ghofilin Alif Baa yang dibawakan oleh KH. Hayatul Makki. Beliau menyampaikan bahwa, ‘’Sing bocah-bocah ora pada solat bocah punk kabeh Insya Allah muga-muga bareng kalih kulo slamet dunia akhirat (aamiin). Saya pede karna saya pernah berbaiat dengan Syaikh al Maliki ketika itu sapa wonge sing kumpul dina iki nek aku mlebu suarga mlebu suarga kabeh’’
Susunan acara sebelum penutup adalah Mau’idloh Hasanah oleh Habib Muhammad bin Agil al Athos. Beliau mengatakan bahwa, “Silaturahmi bisa memperpanjang umur, menambah rezeki baik itu harta dan ilmu, melebur dosa manusia daripada dosa-dosanya, baik dosa yang dikatakan, disengaja maupun tidak disengaja semua itu akan dilebur oleh Allah seakan-akan bayi yang baru lahir. Kemudian beliau menutup dengan doa dan pemotongan nasi tumpeng.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar