
Madrasah Aliyah dan Madrasah TsanawiyahTanbihul Ghofillin mengadakan kegiatan Demo Ektrakurikuler di bulan Juli ini sebagai ajang bagi para siswa senior memberikan energi positif berbagai macam ektrakurikuler kepada siswa-siswa baru. Acara yang diselenggarakan secara rutinan setiap tahunnya ini juga bersifat menghibur serta menarik perhatian siswa baru dalam bersemangat mengikuti ektrakurikuler yang ada.
PMR WIRA merupakan salah satu ekstrakulikuler yang wajib diikuti oleh setiap siswa kelas 10. Ektrakurikuler ini dilaksanakan sebanyak 2 kali selama satu bulan diselingi dengan ektrakurikuler pramuka yang bersifat wajib pula. Tidak hanya itu, PMR juga berperan penting dalam acara kegiatan di sekolah, misal pada saat acara MATSAMA (masa ta’aruf siswa madrasah) dan upacara bendera setiap hari Senin.
Demo ektrakurikuler kali ini dikatakan mampu memberikan kesan kreatif dan menarik. “Luar biasa kreatif dan semangatnya untuk memikat anak-anak kelas 10 yang akan menjadi penerus PMR di tahun selanjutnya,” Tutur Mega Anggraeni, S.Pd, selaku pembina ektrakurikuler PMR sekaligus guru Madrasah Aliyah Tanbihul Ghofilin. Melihat perkembangan yang semakin bagus pada setiap tahunnya, ekstrakulikuler ini merancang program planing donor darah. Dengan diwajibkannya mengikuti ektrakurikuler ini, diharapkan para siswa memiliki jiwa sosial yang besar untuk saling membantu sesama manusia.
Jurnalistik juga hadir dalam demo ekstrakurikuler Tanbihul Ghofilin. Ektrakurikuler yang berfokus mendalami ilmu kejurnalisan ini berusaha memberi pengertian peranan seoraang warta melalui penampilan drama kecil. Drama kecil tersebut bercerita tentang beberapa orang korban yang berhasil selamat dari peperangan antara 2 negara. Secara menarik, penjabaran mengenai ektrakurikuler jurnalistik dipresentasikan dengan penampilan penutup menyanyikan lagu tentang santri persegi.
Sedangkan demo pada ektrakurikuler silat memamerkan keahliannya dalam hal kekuatan dan ketangkasan. Beberapa batu bata telah hancur oleh tangan-tangan hebat tersebut. Bahkan, terdapat anggota silat pagar nusa yang berhasil menghancurkan 5 batu bata dalam satu kali patahan.
Ektrakurikuler lain yang tak kalah penting ialah English Club. Ekstrakurikuler ini membantu siswa dalam mengembangkan bahasa Inggris. Karena kita hidup di era modern, terlebih di dalam lingkungan pondok pesantren, keterbatasan media akan menjadi alasan para santri untuk minder, putus harapan, dan tidak bisa berbahasa Inggris.
Namun, dengan adanya ektrakurikuler yang dilakukan 1 Minggu 1 kali setiap hari Selasa ini mampu memadai para siswa dalam memperfaseh bahasa Inggris. Sebab, meskipun belum bisa berbahasa Inggris dengan baik, setidaknya jangan biarkan terkubur dan perlu diupgrade. Dari pernyataan seorang pembimbing, dapat diambil pengertian yang dalam mengenai penyaluran ilmu ektrakuriler ini,
“Saya alumni pondok pesantren sini dan saya ingin memperdalam bahasa Inggris di kalangan santri agar bisa berdakwah di dunia. Jadi jangan pandang dari hasilnya saja.” Tutur beliau, Syifaul Afifah Al Ilyas, pembimbing ektrakurikuler English Club.
Penampilan dari demo ektrakurikuler selanjutnya adalah ektrakurikuler TMB (Tangho’s Marching Band) yang saat ini hanya beranggotakan kaum lali-laki. Selain mahir dalam bermain music, disini juga diberlatihkan dalam menguatkan mental berjiwa kepemimpinan. Organisasi TMB ini tidak hanya tampil di acara demo ektrakurikuler saja, melainkan dalam setiap acara resmi di pondok pesantren Tanbihul Ghofilin. Selain itu, TMB juga unjuk gigi, tampil di acara-acara luar pesantren dengan sistem pengundangan/permohonan mengisi acara tersebut, seperti acara hajatan.
Dan penampilan demo ektrakurikuler yang terakhir, yaitu pagar nusa. Yang satu ini dijadikan sebagai wadah bagi kurang lebih 30 aliran seperti Gasmi, garuda bambu runcing, dan lain-lain. Ektrakurikuler silat telah berjalan lancar, bahkan kerap kali membanggakan dengan membawa nama baik Tanbihul Ghofilin. Beberapa kali mengikuti kejuaraan popda di tingkat provinsi tidak hanya bersaing dengan orang di dalam pondok saja, melainkan atlet-atlet yang sudah sering mendapatkan kejuaraan di luar sana pula. Menjadi salah satu cara dalam khidmah pesantren dengan niat ta’dim kepada pendiri NU dan para ulama yang sudah mendirikan silat Pagar Nusa, ektrakurikuler ini dilakukan secara rutin dalam 1 minggu 1 kali.
Selanjutnya, acara demo ektrakurikuler ditutup dengan penampilan menyanyi peserta MATSAMA (masa ta’aruf siswa madrasah) yang memperoleh juara padaa lomba menyanyi.