Pada bulan Dzulhijah, dalam budaya muslim terdapat perayaan Hari Raya ‘Idul Adha yang dirayakan oleh umat muslim dengan melaksanakan ibadah Sholat ‘Ied dua roka’at dan berqurban. Selain itu, dalam jangka sembilan hari menuju hari raya, umat muslim di sunahkan melaksanakan puasa. Terlebih pada tanggal ke 8 dan 9, atau yang biasa di sebut dengan puasa Tarwiyah (8) dan ‘Arofah (9).
Saking disunahkannya, setiap tanggal tersebut Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin sangat menganjurkan kepada para santri untuk melaksanakannya. Meski pesantren tidak meliburkan rangkaian kegiatan para santri, akan tetapi semangat para santri dalam melakukan ibadah puasa ini patut diacungi jempol. Mengapa demikian? berikut akan dibahas mengenai puasa Tarwiyah dan ‘Arofah serta keutamaannya.

Sebelum memahami lebih dalam mengenai puasa Tarwiyah dan ‘Arofah, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu definisi tentang puasa itu sendiri. Puasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, dimulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari, dengan syarat tertentu guna meningkatkan ketakwaan muslimin.
Adapun puasa sunah Tarwiyah dan Arafah itu masing –masing dilakukan pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijah 1443 Hijriyah atau pada tahun 2022M. ini, bertepatan hari Jum’at dan Sabtu tanggal 8 dan 9 Juli. Puasa Tarwiyah dan ‘Arafah sangat dianjurkan bagi orang–orang yang tidak melaksanakn ibadah haji, sebagai bentuk turut merasakan nikmat yang sedang dirasakan oleh para jamaah haji yang sedang menjalankan ibadah ditanah suci. Adapun teknis pelaksanaannya mirip dengan puasa lainnya.

Keutamaan puasa Tarwiyah & Arafah itu diambil dari redaksi hadist Abu Asy-Syaikh Al-isfhani dan ibnu An-Najar.
صوم يوم التروية سنة،وصوم يوم عرفة كفارة سنتين
“Puasa pada hari tarwiyah menghapus (dosa) satu tahun dan puasa pada hari arafah menghapus (dosa) dua tahun”
وصوم يوم عرفة احتسب على الله أن يكفر السنة التى قبله(روه مسلم)
“Puasa hari arafah menghapus kesalahan –kesalahan yang dilakukan pada tahun lalu dan tahun yang akan datang”(H.R Muslim).
Tidak disangkal lagi bahwa puasa tersebut adalah jenis amalan yang paling utama dan yang dipilih Allah untuk diri-nya. Diriwayatkan dari hadist qudsi: puasa ini adalah untuk-ku, dan akulah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata –mata karena aku.
Sebagai catatan, pada tahun ini terjadi perbedaan pada penentuan awal bulan dzulhijjah antara pemerintah Arab Saudi dan Indonesia, maka umat muslim Indonesia melaksanakan Tarwiyah dan ‘Arafah sesuai dengan ketetapan pemerintah setempat. Ini terjadi karena didasarkan pada perbedaan letak geografis. (S.Choer)