Mengawali Tahun 2022 dengan Berbagi Ilmu

News1167 Dilihat

Studi banding merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan menambah wawasan dan pengetahuan untuk diterapkan di kemudian hari, agar menjadikan perkembangan pihak pengunjung lebih baik. Kegiatan seperti ini tentunya sangat bagus bagi perkembangan suatu Lembaga untuk mencapai tujuan dan cita-cita yang diharapkan sebagaimana mestinya.

            Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin kedatangan rombongan dari Pondok Pesantren Al-Hidayat Gerning, Tegineneng, Pesawaran, Lampung pada hari Sabtu, 01 Januari 2022. Kedatangan rombongan yang berjumlah sekitar 30 orang tersebut, tidak lain untuk menjalin silaturahmi dengan Masyayikh Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin, sekaligus melaksanakan study banding.

            Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayat yakni KH. Ahmad Maksum Abror, beliau merupakan teman dekat KH. Muhammad Chamzah Hasan (pengasuh PonPes Tanbihul Ghofiliin) semasa menimba ilmu bersama kepada Mbah KH. Maimoen Zubair (Alm) di Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang.

            Diawali dengan keberangkatan beliau dari Lampung pada Senin, 27 Desember 2021, beliau beserta rombongan terlebih dahulu melaksanakan ta’ziah ke tempat KH. Imam Sya’roni di Semarang. Kemudian melakukan kunjungan ke beberapa tempat lainnya seperti ke Lasem, Sarang dan Tegalrejo, hingga sampai ke tempat tujuan terakhir yaitu di Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin, Banjarnegara.

            KH. Ahmad Maksum Abror selaku pengasuh Ponpes Al-Hidayat mengungkapkan, bahwa alasan beliau melakukan study banding di Ponpes Tanbihul Ghofilin adalah karena Pondok tersebut berbeda dengan pondok-pondok lainnya. Disini, selain konsep salafiyahnya berjalan, pendidikan formalnya pun berjalan dengan sangat maju. Hal itu terbukti dari adanya Pendidikan formalnya, mulai dari jenjang MTs, MA, dan bahkan hingga ke perguruan tinggi, yakni STAI. Juga pada waktu awal-awal menyebarnya virus Covid-19, beliau menilai bahwa Ponpes Tanbihul Ghofilin itu sangat sigap serta peduli, sampai kemudian bekerjasama dengan pemerintah dalam upaya pencegahan terhadap penyebaran virus Covid-19.

            Kesan yang didapatkan beliau dari Ponpes Tanbihul Ghofilin adalah kagum terhadap KH. Muhammad Hasan (Alm) yang dapat dengan baik dan sungguh-sungguh dalam mendidik putra-putrinya. Yang mana mereka dapat menjalankan amanah untuk mengelola dan mengembangkan pondok pesantren. Terutama, sebagaimana yang telah dilakukan oleh KH. Muhammad Chamzah Hasan yang secara tersirat dapat mengajak saudara-saudarinya dalam menjaga dan membesarkan nama Tanbihul Ghofilin.

            “Sebenarnya bukan tidak mungkin bagi Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin untuk membuka cabang, tetapi hal ini tidak dilakukan oleh mas Kyai Chamzah karena beliau ingin fokus memajukan di satu nama saja. Hal itupun juga ditiru oleh kami di Ponpes Al-Hidayat, Lampung. Saya mengajak saudara-saudara untuk bersama-sama memajukan PonPes Al-Hidayat”. Begitulah pengungkapan KH. Ahmad Maksum Abror. Harapan beliau agar sesuatu yang didapat dari sini dapat diterapkan di PonPes Al-Hidayat, Lampung. Walaupun begitu, tidak semuanya bisa diaplikasikan, karena perbedaan kultur dan budaya. Tetapi pada dasarnya semua pondok pesantren itu sama dan semoga apa yang dapat diadopsi oleh PonPes Al-Hidayat dapat dijadikan sebagai bahan pengembang agar dapat menjadi lebih baik.

(Ar) bersama tim redaksi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 komentar

  1. Kak majalah tangho yang edisi dulu punya saya ada yang gk tahu dimana, mohon di share juga dong kak artikel2 tentang profil tangho🙏

  2. “Kesan yang didapatkan beliau dari Ponpes Tanbihul Ghofilin adalah kagum terhadap KH. Muhammad Hasan” exactly!