Garuda Tetap di Dada [INDONESIA VS THAILAND]

Artikel1062 Dilihat

tgjnew.com

Hal pertama yang kemungkinan akan dibayangkan oleh orang orang ketika mendengar kata “santri” disebutkan, baik tutur katanya, perilakunya, pribadi yang tekun mempelajari hal keagamaan, dan belajar untuk mengamalkannya, serta hal-hal yang berbasis keagamaan lainnya. Ini sesuatu yang paling sederhana, dan mudah untuk dipahami. Kadang pertanyaan seperti ‘dipondok ngaji melulu, tidak pernah tahu dunia luar, bukan?. pun ada!.

            Bisa membaca al-qur’an dengan baik, bahkan beberapa menghafalnya. Juga, bisa ngaji kitab kuning menjadi sesuatu yang biasa bagi para santri dan kebanyakan orang luar disana. Namun sesuatu yang harus dipahami dan diketahui, bahwa para santri yang rutinitasnya mempelajari ilmu agamapun turut menunjukkan semangat menyambut pertandingan final antara Timnas Indonesia melawan Thailand.

            Pada era penjajahan, pesantren menjadi motor dan basis utama pejuang mengusir kolonial. Pesantren juga, menjadi inspirasi dan penggerak masyarakat dalam berjuang melawan penjajah. Pada tanggal 22 oktober muncul perlawanan “resolusi jihad” yang mana adalah upaya mempertahankan agama dan bangsa. Upaya yang tidak semata mata hanya dimaksudkan sebagai perjuangan membela agama islam saja, tetapi juga membela kedaulatan bangsa. Lalu, pada tanggal 10 november 1945 muncul perlawanan besar-besaran antara para ulama dan santri melawan para penjajah di Surabaya. Dalam hal ini, kiprah santri dalam hal nasionalis tidak perlu lagi diragukan.

Tadi malam, tepat aula selesai digunakan untuk kegiatan jamaah isya, Abah KH. Hakim Annaisaburi memimpin santri putri untuk mendoakan Timnas Indonesia secara khusus agar para pemainnya dimudahkan dalam memenangkan pertandingan. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendukung Timnas Indonesia, walau kita tidak bisa langsung ke Singapura untuk men-suport, termasuk dengan memberikan dukungan dan do’a.

Memberi dukungan terhadap Timnas Indonesia, para ndalem (keluarga para kyai)bahkan berkumpul disalah satu ndalem untuk menonton bersama. Karena, sesuatu yang dilakukan bersama memang terkesan lebih mengasikkan. Tak mau ketinggalan, pondok bahkan menyiapkan tempat untuk santri menonton bersama streaming pertandingan. Sorakan terdengar bersemangat, lagu kebangsaan dinyanyikan, apalagi penontonnya luber sampai keluar aula.

Kalah menang, hal biasa. Karena bukan itu poin utamanya, tapi pada cinta bangsa dan tanah airnya. Apapun itu, yakinkan diri bahwa endingnya nanti adalah terbaik. Dan kita santri akan tetap mendukung dan menghargai Timnas Indonesia yang telah berjuang untuk membawa nama baik negara. Pokoke, apapun hasilnya. Garuda tetap didada. (jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5 komentar